Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian UNIKA SANTU PAULUS RUTENG Sebagai Aktor Penanggung Jawab Intelektualitas Masyarakat Tani manggarai

 


   Opini personal- Sebagai daerah dengan mayoritas penduduk bergelut di bidang pertanian (agrarisme) tentu daerah manggarai di kategorikan sebagai daerah perhimpunan pahlawan tanpa batas sebagaimana produksi pangan untuk ketahanan hidup semua manusia di setiap lini kehidupan, jika berbicara tentang pangan berarti bermuara kepada kebutuhan pokok suatu Negara secara khusus dan umat manusia secara umum tentu ini bukan hal yang di pungkiri, sebagai pelaku pertanian tentu masyarakat manggarai menginginkan kemajuan dalam sektor pertanian dan itu hanya bisa di lakukan oleh orang-orang pemangku kepentingan di daerah manggarai, tak lepas dari itu juga peran mahasiswa SEP menjadi bagian dari prospek yang di andalkan oleh masyarakat pertanian manggarai untuk mampu menghadirkan dobrakan-dobrakan baru yang mampu menghantar system pertanian manggarai ke zona yang lebih maju, sebagai mahasiswa SEP tentu merasa di tantang untuk semakin berkarya dalam mewujudan tugas-tugas itu, ini juga sebagai obor untuk menyalakan api semangat baru bagi mahasiswa SEP dalam bekerja keras menggapai apa yang di angankan dan apa yang menjadi harapan dari masyarakat yang di emban kepadanya, dalam presentase menurut data BPS Nusa Tenggara Timur yang di kelurkan dalam beita www.bps. Go.id. pada 5 november 2024 luas lahan di NTT pertahun 2024 mengalami penurunan sebesar 9,13% di banding dengan tahun 2023 lalu, ini tentu bukan ancaman lagi melainkan suatu fenomena yang bakal terus menerus berkembang jika di biarkan terus seperti hari ini dan tidak ada upaya-upaya penanggulangan dari pihak yang berwenang.

    Ini menjadi suatu peristiwa penting yang harus di tanggapi serius oleh mahasiswa pertanian terutama mahasiswa yang berdomisili di UNIKA SANTU PAULUS RUTENG sebagaimana mereka berada di tengah-tengah masyarakat yang sebagian besar adalah pelaku pertanian, sehingga tidak di pertanyakan lagi terkait dengan eksistensi mereka dalam menyelesaikan berbagai seribu persoalan di masyarakat pertanian, dari intelektualnya yang tentunya terlatih dan di tempah setiap hari dan mudah di andalkan oleh masyarakat petani, karena pola pikiran masyarakat sebagian besar berpikir  bahwa mahasiswa berarti mampu dalam segala hal, tetapi bagi mahasiswa juga bukan berarti ingin memuaskan semua keinginan masyarakat tetapi seidaknya ada satu dua hal yang kemudian di cetuskan oleh mahasiswa yang ternilai sebagai hal positif dan membangun di masyarakat terutama sekali pada bidang pertanian

    Pemerintahan Indonesia di bawah kepemimpinan Prabowo Subiyanto merencanakan akan membuka lahan pangan di merauke sebesar 1000.000 hektar ini sebagai antisipasi atas ledakan importir pangan di Indonesia yang semakin menaik per tahun 2024, yang pasti ini adalah salah satu inisiatif dari pemerintahan Indonesia demi menjaga swasembada pangan Indonesia, tetapi justru malah menuai penolakan oleh rakyat papua terkait dengan proyek 1000.000 hektar ini, yang menjadi pertanyaanya adalah seandainya proyek ini gagal apakah solusi lain yang berpotensi sesuai dengan ekspektasi pemerintahan Indonesia demi terjaganya sewasembada pangan Indonesia? Hematnya adalah pemberdayaan petani Indonesia merupakan salah satu solusinya, karena keterampilan dari petani untuk produktif juga menjadi kunci untuk untuk menghasilkan pangan yang banyak juga.

  Sementara keluaran pada media “berita detikedu per kamis, 7 november, 2024” menerangkan bahwa polri tengah merekrut lulusan SMK pertanian untuk jadi Bintara, dalam pernyataan Asisten Kapolri Bidang SDM, Inspektur Jenderal Pol Dedi prasetyo bahwa perekrutan lulusan SMK pertanian akan membantu mewujudkan ketahanan pangan nasional ini juga di dasarkan pada program prioritas pemerintahan Prabowo Subiyanto yaitu swasembada pangan, menganggapi hal itu menteri pertanian Andi Amran Sulaiman menjelaskan pemerintah akan membidik 50.000 peserta petani milenial yang akan di subsidi peralatan pertanian.

  Dari kebijakan-kebijakan ini tentu sebagai senter dalam menjelaskan kepada public bahwa pertanian nasional menjadi salah satu titik tumpuh dari sekian banyak skala prioritas nasional,sehingga prospek Sosial Ekonomi Pertanian tidak dapat di ragukan lagi terkait efisiensinya karna semakin banyak ledakan penduduk maka semakin ledak pula kebutuhan pangan nasional tentu semakin banyak pula kebijakan-kebijakan pemerintah yang bermuara pada ketahanan pangan, ini tentu akan memicu pada serapan tenaga kerja pertanian yang professional yang mampu secara konseptual mapun aktualisasi ke ruang nyata.

  Di tengah dunia yang semakin hari semakin berubah oleh karena evolusi yang di sebabkan oleh banyak faktor, tentu kebutuhan akan subjek atau sebagai pelaku petanian di indonesia bukan hanya tamatan SMK Pertanian saja tetapi lebih ke perguruan tinggi karna perguruan tinggi pertanian lebih intens dalam kaitanya dengan sentuhan langsung dengan dunia pertanian, wujud praktisnya dalam perguruan tinggi mahasiswa di tempa oleh pengetahuan melalui penelitian sebagaimana itu bagian dari dharma perguruan tinggi, penelitian ini pendasaranya adalah mengetahui secara langsung kondisi pertanian di masyarakat, melalui kegiatan-kegiatan yang bernuansa penelitian seperti wawancara langsung dengan petani dan kegiatan-kegiatan lainya yang punya tujuan yang sama. 

 

   Di Manggarai sendiri yang masih menjadi kewalahan adalah keterampilan dari petani yang belum memadai, salah satu factor penyebabnya adalah masih rendahnya sumber daya manusia petani dalam berinovasi yang produktif, karena memang pada dasarnya bahwa bekerja sebagai petani pekebun secara khusus merupakan pilihan terakhir (otomatis) yang tidak memerlukan pendidikan yang formal sehingga bahkan menghampiri 95% rakyat manggarai adalah petani pekebun. Sosial, Ekonmi dan Pertanian merupakan tiga dimensi yang tidak dapat ceraikan dari kelangsungan hidup manusia sebagaimana sosial berarti menjiwai secara totalitas akan jiwa sosialismenya, dalam hal ini tentu bermuara kepada ikatan kebersamaan sehari-hari dan itu tentu bukan lain dan bukan tidak adalah gotong royong apalagi gotong royong sebagai kebudayaan bangsa Indonesia, lalu ekonomi berarti lebih di condongkan kepada kebutuhan,maupun keinginan manusia untuk kelangsungan hidup manusia itu sendiri, pada lini pendidikan ekonomi bukan hanya terbatas pada keinginan maupun kebutuhan tetapi juga terkait dengan analisis yang tajam untuk mengimbangi segala macam permasalahan ekonomi untuk kemudian ekonominya bisa di manfaatkan dengan seefisien mungkin, kekawatiran ekonomi Indonesia saat ini sebetulnya sebagai panggilan bagi kaum-kaum pelajar terlebih khusus mahasiswa sosial ekonomi pertanian, Negara menaruh harapan bahwa generasi yang terpelajar punya kapabilitas yang mumpuni secara intelektual untuk kemudian itu di aktualisasikan dalam kehidupan nyata demi menghindari segala persoalan ekonomi Negara Indonesia, Pertanian berarti suatu ruang yang terus hidup selama manusia hidup karna hidup sudah pasti memerlukan makanan sebagaimana itu merupakan kebutuhan pokok yang harus di penuhi sehingga pangan berati suatu lini selayaknya banteng pertahanan yang harus di perkuatkan terus.



Oleh Florentianus Nadriyani Mbey - FDG










Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengarahan Utusan Mahasiswa Asistensi Natal 2023 Prodi Pendidikan Teologi.

Selenggarakan Seminar Nasional Unika St. Paulus Ruteng Hadirkan Tiga Ahli dari Universitas Berbeda Sebagai Pembicara Kunci

Seminar Pendidikan Karakter Multikultural Prodi Pendidikan Teologi UNIKA St Paulus Ruteng Siapkan Katekis Lintas Batas