Mahasiswa MBKM UNIKA ST PAULUS RUTENG, Turut hadir dalam memorial Leacture dengan tema; Gus Dur dan Gerakan Kebudayaan.
Pasuruan, 01 Oktober 2024 - Aula Pancasila Universitas Yudharta Pasuruhan menjadi saksi pentingnya peringatan Gus Dur dalam konteks kebudayaan Indonesia. Dengan tema "Gus Dur dan Gerakan Kebudayaan," acara memorial lecture ini dihadiri oleh sejumlah tokoh dan mahasiswa, termasuk peserta Program Magang Bersama Kampus Mengajar Lintas Iman dari UNIKA St. Paulus Ruteng.
Acara dibuka oleh Dr. Ahmad Marzuki, M.Ag, yang menyampaikan pentingnya mengenang kontribusi Gus Dur terhadap pluralisme dan kebudayaan. Keynote speech disampaikan oleh Jay Akhmad, Koordinator Jaringan GusDurRian, yang mengungkapkan kebanggaannya terhadap Inaya Wahid. Ia menyebut Inaya bukan hanya putri biologis Gus Dur, tetapi juga putri ideologis yang kerap mengkritisi dinamika sosial melalui penampilannya di panggung. "Suara mahasiswa sangat penting di tengah hambatan nasional kita," ujar Jay Ahmad, mendorong partisipasi aktif mahasiswa dalam diskusi sosial.
Sambutan dari Allisa Wahid, putri Gus Dur, disampaikan secara daring. "Beliau adalah pejuang. Champion demokrasi, champion persaudaraan lintas iman," serunya. Allisa berharap acara ini dapat mendorong mahasiswa dan dosen untuk lebih kritis dan memahami dinamika sosial di luar kampus demi keutuhan NKRI.
Inaya Wahid, sebagai lecturer, memulai sesi dengan cerita ringan saat berkunjung ke gedung MPR bersama keluarganya. "Loh, kenapa tepuk?" tanya Inaya saat audiens bertepuk tangan. Ia menjelaskan tujuan tamasya tersebut adalah untuk menghadiri pencabutan TAP MPR No. 2 Tahun 2001, yang menggugurkan keputusan yang menurunkan Gus Dur dari jabatannya. “Kalau Gus Dur tidak baik, ngapain orang ngantre ke makamnya? Gus Dur diturunkan murni untuk kepentingan politis,” tegas Inaya, menyoroti ketidakadilan yang dialami ayahnya. Selain itu, mahasiswa dari UNIKA St. Paulus Ruteng yang mengikuti program magang di Pondok Pesantren Ngalah Pasuruan juga turut diundang, menunjukkan komitmen generasi muda dalam meneruskan nilai-nilai Gus Dur.
Panitia pelaksana kegiatan, yang terdiri dari mahasiswa dan dosen, menyatakan rasa syukur atas terlaksananya acara ini. "Acara ini sangat berarti untuk memperkuat kesadaran mahasiswa tentang pentingnya peran mereka dalam masyarakat," ungkap salah satu panitia. Dengan semangat yang menyala, acara ini menegaskan kembali komitmen Gus Dur terhadap kebudayaan dan pluralisme, serta pentingnya peran mahasiswa dalam membangun masa depan Indonesia yang lebih baik.
Ditulis oleh: Trisno Arkadeus, TEAM HMJF
Komentar
Posting Komentar